Om dan Tante yang Membuat Drama Korea Menarik

 


Tempo hari saya baru menamatkan melihat drama Korea yang berjudul "Prison Playbook" (2017). Drama itu terlalu bagus. Benar-benar saya tidak menyesali satu detik juga yang saya butuhkan untuk melihat drama ini semasa hampir sebulan lamanya. Semua ciri-ciri yang ditampilkan di drama ini benar-benar kuat, baik ciri-ciri penting atau simpatisan. Tidak ada salah casting, tidak ada diskusi yang berlebihan, tidak ada adegan yang percuma, serta semua perkataan kasar penuh sumpah-serapah berasa cocok untuk memvisualisasikan kehidupan beberapa orang di penjara.

Keunikan Sisik Naga Pada Ayam

Drakor ini ialah cerita fiktif mengenai seorang pemain baseball populer namanya Kim Je Hyeok, yang sangat terpaksa masuk penjara sebab memukuli orang yang akan memperkosa adiknya. Sebelumnya ia dituduh dengan klausal penindasan. Permohonannya untuk naik banding tidak dipenuhi oleh pengadilan sebab korban kekerasannya menanggung derita koma serta pada akhirnya wafat.


Mengakibatkan Je Hyeok harus mendekam di penjara semasa hampir setahun. Drama ini ikuti perjalanannya tinggal di dua instansi pemasyarakatan, sebelum dan setelah upayanya untuk naik banding. Alur cerita tidak selalu mengenai Je Hyeok, dan juga mengenai beberapa sipir serta beberapa orang yang tinggal pada sebuah sel atau berhubungan dengannya semasa mendekam disana.


Pertama-tama saya contact dengan karier sipir penjara ialah waktu salah seorang sepupu saya menikah dengan anak seorang sipir di Instansi Pemasyarakatan Cipinang. Saya tidak paham detil kerjanya sebab saya belum pernah mengobrol dengan mertua dari sepupu saya itu. Sekian tahun selanjutnya beliau wafat. Kemudian suami dari sepupu saya menggantung borgol yang bapaknya tetap bawa serta untuk kerja di dasbor mobil mereka untuk kenangan.


Dalam bayangan saya seorang sipir tentu seorang yang berwatak keras, berperingai kasar, serta tetap meletakkan berprasangka buruk ke orang lain. Bagaimana tidak, yang diurus dalam kerjanya setiap hari ialah beberapa penjahat, pelanggar hukum, beberapa orang yang tidak diterima oleh warga. Salah satunya kalimat dibagian awal drama ini benar-benar beresonansi dengan asumsi saya: "Tidak ada orang yang bisa dipercayai di penjara."


Namun, asumsi saya perlahan beralih bersamaan dengan perubahan tiap episode. Seperti ada orang yang baik serta brengsek di dunia ini, tentunya ada sipir yang pintar serta baik hati seperti Lee Joon Ho (Jung Kyung Ho) yang berteman sejak dari kecil dengan Je Hyeok. Ia sampai meminta geser kerja ke Instansi Pemasyarakatan Seobu tempat Je Hyeok ditahan untuk dapat jaga teman dekatnya itu.


Tetapi ada pula sipir yang benar-benar kasar serta tetap memaki orang-orang seperti Letnan Phaeng yang bekerja di Wing 2 LP Seobu. Interaksinya dengan Je Hyeok serta rekan-rekan satu selnya membuat saya mengernyit, ketawa, menangis, serta terpesona di saat yang serupa. Kelihatannya saya sempat lihat ia di drama lain, hingga saya cari informasi mengenai aktor yang berperanan untuk sipir yang benar-benar fantastis di drama ini.


Rupanya ia ialah salah seorang pemeran di drama "I Can Hear Your Voice" (2013) yang diperankan oleh Lee Jong Suk (Soo Ha) serta Lee Bo Young (Hye Sung). Jung Woong In berperanan untuk Min Joon Gook yang membunuh ayah dari Soo Ha sebab sakit hati pribadi. Hye Sung ialah saksi mata pembunuhan itu serta kesaksiannya membuat Min dijebloskan ke penjara dalam tempo lama. Sekeluarnya dari penjara, dia membalas sakit hati serta dengan darah dingin membunuh ibu dari Hye Sung.


Jung Woong In_I Can Hear Your Voice (Sumber: asianwiki.com) Saya menamatkan drakor ini pada akhir tahun 2017. Saya masih ingat benar bagaimana Jung Woong In berperanan benar-benar menarik untuk seorang psikopat yang membunuh sebab tidak dapat bertanggungjawab atas hidupnya sendiri. Wataknya yang suka mempersalahkan seseorang atas kesulitan hidupnyalah yang membuat ia menghabisi beberapa orang yang bertambah mujur serta lebih bahagia dari dianya.


Selama drama saya dapat merasai ketidaktahuannya sebab hidupnya jadi kalut, kepedihannya sebab kehilangan keluarga, serta sakit hati kesumatnya pada beberapa orang yang dia kira sudah merebut semuanya yang dia punya. Memang penderitaan cuma bawa tiga output pada diri manusia: 1) sikap menyerah pada Tuhan pemilik hidup, 2) keputusasaan yang berbuntut bunuh diri, serta 3) kemauan membuat seseorang menderita .


Jung Woong In untuk Letnan Phaeng benar-benar bertentangan dengan untuk Min sang pembunuh. Dari Wikipedia saya mendapatkan jika aktor kawakan berumur 49 tahun ini lulus dari Seoul Institute of the Arts, satu sekolah yang berprestise dalam bagian seni pementasan. Semenjak tahun 1995 sampai saat ini dia telah menjadi bintang 20-an film, 40-an drama, atraksi teater, serta memenangi beberapa penghargaan.


Dari bagian visual, Jung Woong In tidak mempunyai kualitas seorang Oppa, atau pemeran penting pria dari satu produksi drama atau film. Ini satu fakta yang tak perlu dibicarakan serta ditelan bulat-bulat saja. Meskipun dia sempat berumur 20-an serta 30-an serta menjadi bintang banyak drama dalam tenggang umur itu, ketampanannya tidak separipurna beberapa Oppa yang sekarang ini jadi kecintaan warganet.


Oppa yang sebetulnya ialah panggilan seorang adik wanita pada kakak lelakinya, beralih kerangka karena drama Korea. Warganet menyebut beberapa aktor favorite mereka untuk Oppa, artis favorite mereka untuk Eonni (panggilan dari seorang adik wanita pada kakak perempuannya), tanpa ada memedulikan usia sebenarnya dari beberapa aktor/artis itu. Aktor serta artis pendatang baru dipanggil untuk dongsaeng (bahasa Korea untuk adik).


Pada pikiran warganet, Oppa yang terkenal ialah Lee Min Ho, Ji Chang Wook, Kim Soo Hyun, dan lain-lain. Eonni yang terkenal ialah Song Hye Kyo, Son Ye Jin, Jeon Mi Do, dan sebagainya. Tetapi drama Korea apa saja akan cemplang bila cuma dipenuhi dengan wajah cantik serta tampan dari beberapa Oppa serta Eonni. Drama Korea membutuhkan aktor-aktor yang mempunyai kekuatan akting bermutu yang lengkapi akting beberapa pemeran penting. Drama Korea membutuhkan aktor-aktor yang tidak harus ganteng serta cantik untuk bikin alur cerita utuh serta makin menarik di mata pemirsa.


Aktor-aktor simpatisan yang berumur relatif bertambah tua pada pemeran penting dikatakan sebagai Ahjussi serta Ahjumma. Ahjussi ialah panggilan dengan bahasa Korea pada lelaki berusia yang kita tidak mengenal baik atau mungkin tidak mengenal dekat. Ada yang mengartikan Ahjussi untuk "bapak-bapak", tetapi saya bertambah condong mengartikan kata ini untuk "om". Sedang Ahjumma ialah panggilan dengan bahasa Korea pada wanita paruh baya yang kita tidak mengenal dengan cara personal. Ahjumma seringkali ditranslate untuk "ibu-ibu", tetapi saya bertambah pilih kata "tante" untuk persamaan kata ini.


Kata Ahjussi serta Ahjumma digunakan untuk memvisualisasikan tingkat keakraban yang sangat longgar di antara pemanggil serta orang yang dipanggil dengan panggilan itu. Bila telah dekat, panggilan Ahjussi serta Ahjumma umumnya ditukar dengan panggilan Samchon (paman) atau Gomo/Imo (bibi, bergantung dari faksi ayah atau ibu), meskipun tidak ada jalinan darah di antara pemanggil serta om/tante itu. Ahjussi serta Ahjumma di drakor umumnya memainkan orangtua dari atau orang yang dipandang punya pengaruh pada kehidupan beberapa pemeran penting.


Saya sendiri pernah merasakan perkembangan panggilan di dojang taekwondo. Semasa setahun pertama rekan-rekan Korea saya menyebut saya Rijo-ssi (panggilan resmi) serta beberapa anak mereka menyebut saya Ahjumma (tante). Sesudah setahun, beberapa anak itu beralih menyebut saya Imo (bibi dari faksi ibu) sebab rekan-rekan saya beralih menyebut saya Rijo-ya (akhiran "-ya" digunakan untuk menyebut orang yang telah dekat, seperti sahabat serta keluarga).


Jung Woong In ialah Ahjussi dengan kekuatan akting yang menarik. Sekilas ia nampak kejam di drakor "I Can Hear Your Voice", tetapi sebetulnya ia menyamarkan kesepian serta kegetirannya. Nah untuk Letnan Phaeng ia bersembunyi dibalik sikap galak serta senang memaki, walau sebenarnya dalam hati ia benar-benar perduli pada semua tahanan yang ada di Wing yang ia menjaga, khususnya sel nomor 6 yang berisi Je Hyeok serta beberapa temannya. Ia tetap merintih beberapa tahanan memperlakukan ia untuk pesuruh, tetapi ia belum pernah menampik bila diminta tolong meskipun awalannya ia mengomel panjang lebar.


Ia benar-benar memberikan dukungan serta memerhatikan agenda latihan Je Hyeok yang berupaya menjadi lagi pitcher dengan tangan kanan sesudah pundak kirinya ditikam oleh Croony. Ia seringkali terlibat percakapan dengan Min Chul yang telah mendekam di penjara itu semasa 22 tahun. Min Chul ialah tahanan yang diketahui paling lama oleh Letnan Phaeng semenjak dia bekerja di LP Seobu. Meskipun penggambaran Min Chul yang bebas keluar masuk sel setiap saat dipanggil Letnan Phaeng menurut saya tidak sesuai kenyataan, tetapi saya dapat menghayati kehangatan pertemanan yang terikat antara ke-2 Ahjussi ini.


Untuk Letnan Phaeng, Jung Woong In memainkan ciri-ciri yang adil, ingin dengarkan narasi versus seseorang, serta tidak gampang mengadili. Ini dapat dibuktikan pada masalah Kapten Yoo Jeong Woo, rekan satu sel Je Hyeok, yang diberi hukuman atas kejahatan yang ia tidak kerjakan. Letnan Phaeng meminta Kapten Yoo bercerita apakah yang sebetulnya berlangsung hingga anak buahnya dijumpai wafat serta dia didakwa untuk pembunuh. Ia menyikapi sikap kasar beberapa tahanan dengan umpatan, tetapi itu tidak hilangkan kejernihan pemikirannya untuk memperlakukan beberapa tahanan untuk manusia, serta bukan untuk sampah warga.


Deretan fakta itu membuat saya pilih Jung Woong In untuk Ahjussi favorite saya. Semasa 4 tahun paling akhir saya telah melihat banyak drakor, tetapi Ahjussi ini yang sangat terkesan meskipun saya baru melihat 2 saja dari 40 bertambah judul drama yang menyertakan dianya. Drakor "I Can Hear Your Voice" serta "Prison Playbook" cemplang tanpa ada kedatangan Jung Woong In.


Ahjussi tidak komplet tanpa ada Ahjumma. Ahjumma yang saya paling gemari ialah Kim Hae Sook, yang sebetulnya bermain di drama "I Can Hear Your Voice" untuk ibu dari Hye Sung yang dibunuh oleh Min (Jung Woong In). Saya tidak demikian memerhatikan aktingnya di drama itu sebab ia sedikit ada. Akting Ahjumma ini yang membuat saya kagum ialah di drama "Hotel King" (2014) yang diperankan oleh Lee Dong Wook serta Lee Da Hae (kanan photo).



Postingan populer dari blog ini

Pingualuit Crater was actually when the location for diamond-seeking prospectors

Griner's title on Friday

the US president and the North Korean leadership